: Bait Bait Jiwa: 2013

Tuesday, July 2, 2013

Sukarno, Bendera Pusaka dan Kematiannya


Oleh: Anton Dwisunu Hanung
Nugrahanto Monday, June 21,
2010 at 12:41pm


Tak lama setelah mosi tidak percaya, Parlemen bentukan Nasution di tahun 1967 dan MPRS menunjuk Suharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam. Bung Karno dengan wajah sedih membaca surat pengusiran itu. Ia sama sekali tidak diberi waktu untuk menginventarisir barang-barang pribadinya. Wajah-wajah tentara yang diperintahkan Suharto untuk mengusir Bung Karno tidak bersahabat lagi. "Bapak harus cepat meninggalkan Istana ini dalam waktu dua hari dari sekarang". Bung Karno pergi ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca sesuatu di ruang itu. "Mana kakak-kakakmu?" kata Bung Karno. Guruh menoleh ke arah Bapaknya dan berkata , "Mereka pergi ke rumah Ibu" rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru. Bung Karno berkata lagi "Mas Guruh, Bapak sudah tidak boleh tinggal di Istana ini lagi, kamu persiapkan barang-barangmu, jangan kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punya negara,". Kata Bung Karno lalu ia pergi ke ruang depan dan mengumpulkan semua ajudan-ajudannya yang setia. Beberapa ajudannya sudah tidak kelihatan, ia maklum, ajudan itu sudah ditangkapi karena diduga terlibat Gestapu. "Aku sudah tidak boleh tinggal di Istana ini lagi, kalian jangan mengambil apapun, Lukisan-lukisan itu, souvenir, dan macam-macam barang itu milik negara". Semua ajudan menangis Bung Karno mau pergi, "Kenapa bapak tidak melawan, kenapa dari dulu bapak tidak melawan" salah satu ajudan hampir berteriak memprotes tindakan diam Bung Karno. "Kalian tau apa, kalau saya melawan nanti perang saudara, perang saudara itu sulit jikalau perang dengan Belanda kita jelas hidungnya beda dengan hidung kita, perang dengan bangsa sendiri tidak..lebih baik saya yang robek dan hancur daripada bangsa saya harus perang saudara". Beberapa orang dari dapur berlarian saat tahu Bung Karno mau pergi, mereka bilang "Pak kami tidak ada anggaran untuk masak, tapi kami tidak enak bila bapak pergi belum makan. Biarlah kami patungan dari uang kami untuk masak agak enak dari biasanya" Bung Karno tertawa "Ah, sudahlah sayur lodeh basi tiga hari itu malah enak, kalian masak sayur lodeh saja. Aku ini perlunya apa...."
                                                                            * * *
Di hari kedua saat Bung Karno sedang membenahi baju-bajunya datang seorang perwira suruhan Orde Baru. "Pak, bapak segera meninggalkan tempat ini" Beberapa tentara sudah memasuki beberapa ruangan. Dalam pikiran Bung Karno yang ia takuti adalah bendera pusaka. Ia ke dalam ruang membungkus bendera pusaka dengan kertas koran lalu ia masukkan bendera itu ke dalam baju yang dikenakannya di dalam kaos oblong, Bung Karno tahu bendera pusaka tidak akan dirawat oleh rezim ini dengan benar. Bung Karno lalu menoleh pada ajudannya Saelan. "Aku pergi dulu" kata Bung Karno hanya dengan mengenakan kaus oblong putih dan celana panjang hitam. "Bapak tidak berpakaian dulu" Bung Karno mengibaskan tangannya, ia terburu buru. Dan ke luar dari Istana dengan naik mobil VW kodok, ia minta diantarkan ke rumah Ibu Fatmawati di Sriwijaya, Kebayoran. Di rumah Fatmawati, Bung Karno hanya duduk seharian saja di pojokan halaman, matanya kosong. Ia sudah meminta agar Bendera Pusaka itu dirawat hati-hati. Bung Karno kerjanya hanya mengguntingi daun-daun yang tumbuh di halaman. Kadang-kadang ia memegang dadanya, Ia sakit ginjal para,h namun obat-obatan yang biasanya diberikan tidak kunjung diberikan. Hanya beberapa minggu Bung Karno di Sriwijaya, tiba-tiba datang satu truk tentara ke rumah Sriwijaya.
                                                                            * * *

Suatu saat Bung Karno mengajak ajudannya yang bernama Nitri yang orang Bali untuk jalan-jalan. Saat melihat duku Bung Karno bilang "Aku pengen duku.. Tri, Sing Ngelah Pis, aku tidak punya uang" Nitri yang uangnya juga sedikit ngelihat dompetnya, ia cukup uang untuk beli duku. Lalu Nitri mendatangi tukang duku
dan berkata "Pak bawa dukunya ke orang yang ada di dalam mobil" Tukang duku itu berjalan dan mendekat ke Bung Karno "Mau pilih mana Pak, manis- manis nih" kata Tukang Duku dengan logat betawi. Bung Karno berkata "Coba kamu cari yang enak" Tukang Duku-nya merasa sangat akrab dengan suara itu dan dia berteriak "Lha itu kan suara Bapak...Bapak...Bapak" Tukang Duku berlari ke teman-temannya pedagang "Ada Pak Karno...ada Pak Karno" serentak banyak orang di pasar mengelilingi Bung Karno. Bung Karno tertawa, tapi dalam hati ia takut orang ini akan jadi sasaran tentara, karena disangka mereka akan mendukung Bung Karno. "Tri cepat jalan".....
                                                                          * * *

Mendengar Bung Karno sering ke luar rumah, maka tentara dengan cepat memerintahkan Bung Karno diasingkan. Di Bogor, dia diasingkan ke Istana Batu Tulis dan dirawat oleh: Dokter Hewan ..... Lalu Rachmawati datang dan melihat ayahnya, ia menangis keras-keras saat tahu wajah ayahnya bengkak-bengkak dan sulit jalan, Rachmawati adalah puteri Bung Karno yang paling nekat. Malamnya ia memohon pada bapaknya agar pergi ke Jakarta saja dan dirawat keluarga. "Coba aku tulis surat permohonan pada Presiden" kata Bung Karno dengan mengucurkan air mata. Dia menulis surat dengan tangan bergetar, dan pagi-pagi sekali Rachma ke Cendana, rumah Suharto. Di Cendana ia ditemui Bu Tien yang kaget karena ada Rachma di sana. Bu Tien memeluk Rachma dan di saat itu Rachma bercerita tentang nasib bapaknya, hati Bu Tien rada tersentuh dan menggenggam tangan Rachma lalu membawanya ke atas, ke ruang kerja Pak Harto. "Lho Mbak Rachma ada apa?" Kata Pak Harto dengan nada santun, Rachma-pun menceritakan kondisi ayahnya. Pak Harto berpikir sejenak dan dia menuliskan memo untuk diperintahkan kepada anak buahnya, agar lalu dia dipindahkan ke Wisma Yaso, yang sama sekali tidak terawat. Kamar Bung Karno sudah berantakan sekali, bau dan tidak diurus. Bung Karno tidak boleh ke luar kamar. Seringkali ia dibentak bila akan melakukan sesuatu. Dokter yang diperintahkan untuk merawat, Profesor Mahar Mardjono sampai mau menangis, saat tahu bahwa semua obat-obatan yang biasa digunakan oleh Bung Karno, dibersihkan dari laci obat atas dasar perintah Perwira Tinggi. Mahar hanya bisa memberikan vitamin dan Royal Jelly, yang sesungguhnya adalah madu. Jika sulit tidur, dia diberi valium, Sukarno tidak diberikan obat, bila terjadi pembengkakan ginjal. Rumor yang mengatakan Bung Karno hidup sengsara, banyak beredar di masyarakat, Beberapa orang diketahui akan nekat membebaskan Bung Karno, tapi penjagaan sangat ketat.
                                                                         * * *

Pada awal tahun 1970, Bung Karno datang ke rumah Fatmawati untuk menghadiri pernikahan Rachmawati. Muka Bung Karno sudah bengkak. Ketika banyak orang tahu Bung Karno datang ke rumah itu, orang banyak berteriak "Hidup Bung Karno ... Hidup Bung Karno ... Hidup Bung Karno !!!" Sukarno yang reflek, karena ia tahu benar dengan suasana gegap gempita, tertawa dan melambaikan tangan, Tapi, dengan kasar tentara menurunkan tangan Sukarno, dan menggiringnya ke dalam. Bung Karno paham, dia adalah tahanan politik.
                                                                          * * *

Masuk ke bulan Februari, penyakit Bung Karno parah sekali, Ia tidak kuat berdiri, Tidur saja, Tidak boleh ada orang yang bisa masuk. Ia sering berteriak kesakitan, biasanya penderita penyakit ginjal memang akan diikuti kondisi psikis yang kacau. Ia berteriak "sakit ... sakit ya Allah .." Tapi tentara terpaksa diam saja, karenadisuruh komandan, Sampai ada salah satu tentara yang sampai menangis, mendengar teriakan Bung Karno di dalam kamar, sambil tangannya memegang senjata. Kepentingan politik tak mungkin bisa membendung rasa kemanusiaan, dan air mata adalah bahasa paling jelas dari rasa kemanusiaan itu. Hatta yang dilapori kondisi Bung Karno menulis surat pada Suharto, dan mengecam cara merawat Sukarno. Di rumah Hatta duduk di beranda, ia menangis diam-diam mengenang sahabatnya itu. Lalu dia bicara pada isterinya Rachmi, untuk bertemu dengan Bung Karno. "Kakak tidak mungkin bisa ke sana, Bung Karno sudah jadi tahanan politik" Hatta menoleh pada isterinya "Sukarno adalah orang terpenting dalam pikiranku, dia sahabatku, Kami pernah dibesarkan dalam suasana yang sama, agar negeri ini merdeka. Bila memang ada perbedaan di antara kita, itu lumrah, tapi aku tak tahan mendengar berita Sukarno terlalu sakit seperti ini". Hatta menulis surat dengan nada tegas kepada Suharto, untuk bertemu Sukarno, Ajaibnya surat Hatta langsung disetujui, ia boleh menjenguk Sukarno. Hatta datang sendirian ke kamar Bung Karno yang sudah hampir tidak sadar, Tubuhnya tidak kuat menahan sakit ginjal. Bung Karno membuka matanya. Hatta terdiam dan berkata pelan "Bagaimana kabarmu, No" kata Hatta, Ia tercekat, mata Hatta sudah basah. Bung Karno berkata pelan dan tangannya berusaha meraih lengan Hatta "Hoe gaat het met Jou" kata Bung Karno dalam bahasa Belanda -Bagaimana pula kabarmu, Hatta- .Hatta memegang lembut tangan Bung Karno dan mendekatkan wajahnya, Air mata Hatta mengenai wajah Bung Karno, dan Bung Karno menangis seperti anak kecil. Dua proklamator bangsa ini menangis, di sebuah kamar yang bau dan rusak, Kamar yang menjadi saksi ada dua orang yang memerdekakan bangsa ini, di akhir hidupnya merasa tidak bahagia, Suatu hubungan yang menyesakkan dada. Tak lama setelah Hatta pulang, Bung Karno meninggal. Sama saat Proklamasi 1945, Bung Karno menunggui Hatta di kamar, untuk segera membacai Proklamasi, Saat kematiannya, Bung Karno juga menunggu Hatta dulu, baru ia berangkat menemui Tuhan.
                                                                       * * *
Mendengar kematian Bung Karno rakyat berjejer-jejer di jalan. Rakyat Indonesia dalam kondisi bingung. Banyak rumah yang orang-orangnya menangis karena Bung Karno meninggal. Tapi tentara memerintahkan agar jangan ada rakyat yang hadir di pemakaman Bung Karno. Bung Karno ingin dikesankan sebagai pribadi yang senyap. Tapi, sejarah akan kenangan tidak bisa dibohongi. Rakyat tetap saja melawan untuk hadir. Hampir 5 kilometer orang antre untuk melihat wajah Bung Karno, Di pinggir jalan Gatot Subroto, banyak orang berteriak menangis. Di Jawa Timur tentara yang melarang rakyat melihat jenasah Bung Karno, menolak dengan hanya duduk-duduk di pinggir jalan, Mereka diusiri, tapi datang lagi. Begitu cintanya rakyat Indonesia pada Bapaknya. Tahu sikap rakyat seperti itu, akhirnya tentara menyerah. Jutaan orang Indonesia berhamburan di jalan-jalan pada 21 Juni 1970. Hampir semua orang Indonesia yang rajin menulis catatan hariannya, pasti mencatat tanggal itu sebagai tanggal meninggalnya Bung Karno dengan rasa sedih, Koran koran yang isinya hanya menjelek- jelekkan Bung Karno, sontak tulisannya memuja Bung Karno. Bung Karno yang sewaktu sakit dirawat oleh dokter hewan, tidak diperlakukan secara manusiawi, Meninggalnya, dengan cara yang agung. Jutaan rakyat berjejer di pinggir jalan, Mereka datang karena cinta, bukan paksaan. Dan sejarah menjadi saksi bagaimana sebuah bangsa memperlakukan orang yang kalah. Walau pun orang yang kalah, adalah orang yang memerdekakan bangsanya, Orang yang menjadi alasan terbesar, kenapa Indonesia harus berdiri.Tapi diperlakukan layaknya binatang, Semoga. kita tidak mengulangi kesalahan seperti itu. .......

21 Juni - Tanggal meninggalnya Bung
Karno.
LIHAT VIDEO DEKLARASI PANCASILA Oleh Bung Karno 

Sunday, April 7, 2013

Dari Bangun Hingga Tidur, Dikuasai Asing!


Pernahkah Anda menyadari, dari bangun tidur, beraktivitas, hingga tidur lagi , semuanya telah dikuasai asing?
Tengok saja , dari mulai minum Aqua (74% sahamnya dikuasai perusahaan Danone asal Prancis), atau minum teh Sariwangi (100 % sahamnya milik Unilever, Inggris), minum susu SGM (milik Sari Husada yang 82% sahamnya dikuasai Numico, Belanda), mandi dengan sabun Lux, sikat gigi pakai Pepsodent (milik Unilever), merokok Sampoerna (97% sahamnya mililk Philips Morris, Amerika Serikat).

Makan nasi pakai  beras impor. Minum manis , pakai gula impor. Makan buah pakai buah impor. Belum lagi soal tempe yang dipatenkan Jepang. Batik yang dipatenkan Malaysia. Mebel Jepara dikuasai asing. Bahkan , kue gemblong yang panganan Jawa itu pun konon sudah diproduksi di Jepang.
Lalu berangkat kerja naik mobil, bus, motor, atau bajaj sekalipun semuanya bermerk milik perusahaan asing. Di kantor segala ruangan penyejuknya (Air Conditioner) menggunakan merek asing. Pakai computer, nonton teve, telepon selular termasuk operatornya, semua sudah dimiliki perusahaan asing.

Say No to Kapitalisme!
Mau belanja pergi ke supermarket Carrefour, milik perusahaan Prancis, bahkan supermarket Alfa pun sudah jadi milik Carrefour dengan penguasaan saham 75%. Atau ke mall Giant, hypermarket itu milik Diary Farm International, Malaysia (yang juga pemilik saham di supermarket Hero). Atau malam-malam cari cemilan ke Circle K, juga merupakan waralaba asal perusahaan Amerika Serikat.

Mau menabung atau mengambil uang di bank swasta nasional, mau bank yang mana saja terserah : apa itu BCA, Danamon, BII, Bank Niaga, dan bank swasta nasional lainnya, hampir semua bank swasta nasional itu sudah milik perusahaan asing (sekalipun masih tetap melekat diistilahkan bank swasta nasional).

Bangun rumah pakai semen Tiga Roda bikinan Indocement, kini sudah menjadi milik Heidelberg, Jerman yang menguasai sekitar 61,70% saham. Atau mau pakai Semen Gresik, juga sudah milik Cemex, Meksiko. Begitupun  Semen Cibinong setali tiga uang : 77,37 % sahamnya sudah dimiliki Holchim, Swiss. (Majalah Swa, Juli, 2006).

Belum lagi kalau mau menelpon, dengan menggunakan Operator Indosat, yang pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% sahamnya ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd. Kemudian 31 Desember 2008 dijual kepada perusahaan Qatar telecom Q.S.C. (Qtel) dan sekarang memiliki sebesar 65% saham indosat.

Maju Indonesiaku
Hebat kan???... Kalau mau disebut satu per satu ketergantungan kita terhadap perusahaan asing tentunya bakal panjang daftarnya , dan memalukan. Karena akan semakin terlihat betapa sangat tergantungnya kita dengan perusahaan asing.  Tapi memang begitulah realitanya , bahwa bangsa kita sebenarnya (kalau mau jujur ) sudah dijajah bangsa asing. Kalau dulu sebatas Belanda dan Jepang, sekarang ini beragam bangsa asing mencengkeram negeri kita. Negeri yang jadi banca’an (rebutan) asing.

Orang mungkin akan bilang, “Ah, sok nasionalis” ; ”kuno, kampungan!” atau alasan yang lebih kerennya lagi : “DI era globalisasi ekonomi seperti ini, di zaman modern seperti sekarang ini, tentuny kita tidak bisa menolak pengaruh dan terhindar dari perdagangan internasional. Bangsa Indonesia akan jauh tertinggal, bahkan kesulitan ekonomi, jika menolak masuknya investasi asing”. Begitulah ucapan yang kerap dilontarkan para pengamat, bahkan pejabat pemerintah Indonesia, yang intinya selalu membela bangsa asing. Padahal, dengan kondisi kita seperti sekarang ini, sekalipun sudah banyak perusahaan asing bercokol di Indonesia yang masuk menguasai berbagai bidang(sebagaimana disinggung di atas),  toh Indonesia masih saja jauh tertinggal dari Negara-negara tetangganya alias tetap saja miskin.

Ada pula yang berpendapat, investasi asing atau beralihnya kepemilikan perusahaan lokal menjadi milik asing itu tidak masalah. Toh mereka (Baca: perusahaan asing) membuka lapangan kerja, bayar pajak, menumbuhkan perekonomian nasional (?), dan segudang alasan hebat lainnya.

Boleh jadi di satu sisi bisa dipahami alasan itu. Tapi persoalannya , apakah kita tidak mengelus dada melihat segala macam produk kebutuhan masyarakat itu telah dikuasai dan demi keuntungan asing? Sudahkah dihitung berapa repatriasi (pemulangan) keuntungan yang dibawa oleh perusahaan asing ke negerinya masing-masing? Pasti besar, dan trilyunan rupiah. Sebab, logikanya, perusahaan asing tentu  tidak berinvestasi di Indonesia (dengan segala kemudahannya) jika tidak meraup untung gila-gilaan. Lalu dampaknya? Pada gilirannya, kita tidak akan kerepotan nantinya, lantaran begitu banyak dolar yang keluar dari sini akibat repatriasi ini.

Patut disadari , persoalan di sini bukan menolak perdagangan global, bukan menolak perusahaan asing berinvestasi di Indonesia. Melainkan, yang  jadi persoalan adalah : bagaimana bisa perusahaan asing itu menguasai begitu dahsyat pasar di Indonesia sementara kita hanya menjadi  penonton?


Sekarang coba saja renungkan. Andai saja perusahaan-perusahaan asing itu memang sejak awal  menanamkan modal  lewat PMA (penanaman modal asing) dengan ketentuan pembatasan saham dan bidang-bidang mana saja yang boleh dan tidak boleh digarap, barangkali tidak begitu masalah. Tapi ini tidak demikian. Perusahaan asing itu justru telah membeli (saham mayoritas) perusahaan lokal (termasuk perusahaan plat merah yang di privatisasi) yang sebetulnya sudah memiliki pasar dan menguntungkan. Jadi, sebetulnya perusahaan asing itu tinggal memetik hasil keuntungannya. Ibarat kata, perusahaan asing itu ditawari barang bagus, ya dibeli karena manjanjikan keuntungan yang berlipat-lipat.

Maka , menjadi pertanyaan kemudian : kita (Negara ini) punya barang bagus, lho kok dijual ke asing? Coba siapa yang berani bilang bahwa rokok keluaran Sampoerna itu rugi? Tapi, toh saham Sampoerna dijual ke Marlboro. Atau siapa bilang Indosat, telkomsel, Bank BCA, Semen Tiga Roda, itu perusahaan-perusahaan merugi sehingga harus dijual ke asing?

Memang, secara hitung-hitungan ekonomis, bagi pengusaha seasta local dengan menjual sahamnya ke pihak asing akan mendapat fresh money yang besar. Seperti halnya pemilik pabrik rokok Sampoerna mendapat uang tunai sebesar Rp 18,58 trilyun dengan menjual 40% saham milik keluarga Sampoerna ke Philips Morris pemegang merk rokok Marlboro, asal Amerika Serikat. Bahkan selanjutnya Philip Morris pun terus memburu saham SAmpoerna melalui penawaran tender, yang akhirnya menguasai 97% saham PT HM Sampoerna, dengan mengeluarkan dana Rp 45,066 trilyun. “Semua kami bayar dengan dana tunai”, ungkap Martin King, sesaat setelah dinobatkan menjadi Presdir HM Sampoerna yang baru (Kompas, 19 Mei 2005). Alhasil berpindah tanganlah perusahaan lokal kebanggaan Indonesia itu ke tangan perusahaan asal Amerika Serikat.

Pengusaha lokal membangun usaha, sudah maju, lalu saham dijual ke perusahaan asing, dan mereka dapat duit gede. Ibaratnya jual beli perusahaan. Tak peduli nasionalisme. Tak peduli perusahaan itu jatuh ke tangan asing. Begitulah cara berpikir pedagang (pengusaha) : selalu cari untung.
Tapi celakanya, cara berpikir (baca: mental) pedagang itu juga diadopsi mentah-mentah oleh para birokrat, para pengelola negeri ini (baca : pejabat pemerintah dan legeslatif), terutama pemegang otoritas perusahaan-perusahaan Negara atau lebih akrab disebut BUMN. Alasannya : privatisasi !

Presiden Ke-3 Indonesia B.J Habibie
Cara-cara pengusaha swasta lokal yang menjual perusahaannya ke tangan asing atau pelepasan saham pemerintah di BUMN itu ke pihak asing, sebetulnya bisa saja diproteksi. Caranya melalui produk hukum yang ketat dengan batas-batas kepemilikan saham perusahaan asing.
Jadi, kalau sekarang ini perusahaan asing bisa merajalela menguasai lahan-lahan Indonesia, tenttu saja hal ini besar kemungkinannya ada unsur kesengajaan dari pihak kita. Dan hal inilah yang patut dipertanyakan : kenapa bisa ? alasan klasiknya, lantaran ekonomi kita sedang krisis, pemerintah tidak punya duit, pemerintah perlu menutup lobang APBN, dan alasan segudang lainnya.

Namun apakah pembuat kebijakan tidak memikirkan apa imbasnya, bagaimana untung ruginya untuk bangsa ini, berapa besar repatriasi (pemulangan) yang dibawa bangsa asing dari negeri ini, berapa banyak karyawan atau buruh yang menganggur? Bukankah dengan membiarkan semakin jauh hal ini akan mengakibatkan tingginya ketergantungan kita terhadap pihak asing? Dengan kata lain kita sudah menyerahkan diri di bawah cengkraman atau atau dijajah pihak asing dan kita sudah tidak mempunyai daya, harga diri, dan keberanian. Kita sudah dijajah tanpa senjata, tanpa harus berperang.

Akan tetapi alasan yang lebih mendekati benar adalah kondisi ini sengaja diciptakan oleh bangsa kita sendiri lantaran para pegelola negeri ini (termasuk wakil rakyat pembuat undang-undang) telah terjangkit mental korup, mental suap. Betapak tidak, kondisi ketidakmampuan terhadap pihak asing ini diakibatkan oleh lemahnya hukum (produk hukum). Karena melalui produk hokum inilah penguasaan ekonomi Indonesia bisa mulus dilakukan pihak asing.

Nah, produk hukum berupa undang-undang atau perangkat peraturan lainnya itu nyatanya dapat dibuat sesuai pesanan pihak asing. Tentu saja yang menjadi agennya adalah para birokrat dan anggota legeslatif yang duduk menggodok undang-undang. Karena dari tangan-tangan mereka lah undang-undang memperbolehkan kepemilikan asing itu diterbitkan.
Kurang yakin? Lihat saja kasus marak yang terjadi di pertengahan tahun 2008. Untuk membuat amandemen UU No 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia saja, pejabat Bank Indonesia harus menggelontorkan dana Rp 31,5 milyar untuk menyuap beberapa anggota DPR Komisi IX. Kasus ini terkuak setelah diadilinya anggota DPR Komisi IX Hamka Yandhu yang ditangkap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan diadili di pengadilan tipikor (Tindak Pidana Korupsi) (Koran Tempo, 7 Juli 2008). Nah , bukankh menjadi besar kemungkinannya pula untuk menggelontorkan undang-undang yang melindungi kepentingan asing, para pembuat UU juga mendapat kucuran Ung alias disuap?

Maka patut menjadi perhatian pula jika kita melihat isi Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 1994 tentang kepemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka penaman modal asing. Pada pasal 2 ayat 1 dinyatakan, intinya perusahaan asing atau badan hokum asing boleh memiliki seluruh modal (saham) perusahaan di Indonesia.

President Soekarno
Belum lagi jika kita buka UU Migas, UU bidang pertambangan (UU Minerba), UU penanaman modal asing,kontrak karya pertambangan, dan lain sebagainya, dan seterusnya, yang memperlihatkan  dominasi dan keleluasaan pihak asing untuk menjarah lahan di Indonesia. Lantas menjadi pertanyaan kemudian, mengapa sampai  keluar produk-produk hukum begitu? Apakah dalam membuat peraturan-peraturan seperti itu tidak ada desakan dari ppihak asing? Apakah pihak asing tidak ikut cawe-cawe atau mempengaruhi di balik layar saat membahas keluarnya produk-produk hukum itu? Bukankah hal itu jelas-jelas menguntungkan pihak asing? Apakah mungkin pihak asing itu bisa cawe-cawe secara gratisan alias tidak pakai uang?

Mungkin pengakuan John Penkins dalam bukunya Confenssions of Economic Hit Man akan semakin membuka mata kita sekaligus membuktikan hahwa pihak asing ternyata ikut mempengaruhi kebijakan pemerintah kita. Perkins menjelaskan bagaimana keterlibatan asing yang terlalu jauh dalam perekonomian nasional. Bahkan dirinya berperan sebagai  agen perusak ekonomi yang beroperasi di Indonesia untuk menjadikan ekonomi Indonesia tergantung dan dikuasai asing, dengan berkedok sebagai konsultan pemerintah. Bahkan, tulisnya lagi, ada konspirasi yang melibatkan lembaga-lembaga  internasional yang selama ini kita percayai akan membantu kita keluar dari krisis ekonomi (John Perkins, Pengakuan Bandit Ekonomi, Ufuk Press, Agusutus, 2007).

Walhasil kerusakan yang diarahkan oleh para agen perusak ekonomi itu sangat luar biasa; Negara kita menjadi terlilit utang, rakyatnya miskin, ketergantungan impor, dibawah cengkeraman pihak (perusahaan asing), dan menjauhkan kita dari bangsa yang mandiri dan  modern.
Namun tragisnya , sekalipun ada pengakuan John Perkins itu, toh tetap saja pemerintah masih mengikuti kebijakan (dan jebakan) ekonomi yang disodorkan lembaga-lembaga internasional pemberi pinjaman, jadi kita ini seolah menggunakan kacamata kuda.

Bicara soal serbuan investasi asing ini tidak semata-mata Karena hitung-hitungan ekonomis dan kebutuhan turut serta dalam trend pasar global demi meningkatkan perekonomian nasional, atau pun menutup lubang APBN. Melainkan ada udang di balik batu : pihak asing sangat ingin menguasai  pasar dan mengeruk sumber ekonomi kita. Karena bagaimanapun, negeri dengan  220 juta penduduk beserta limpahan hasil buminya ini merupakan jarahan yang potensial dan menarik untuk dikuasai. And ironisnya, untuk mencapai maksud itu justru dibantu oleh para pengelola negeri ini.

Dikutip dari : Buku “Di Bawah Cengkeraman Asing” karya Wawan Tunggul Alam (halaman 11 sampai 26)

Sumber: http://majalahganesha.com/blog/2012/02/10/dari-bangun-hingga-tidur-dikuasai-asin/

Perusahaan Unilever




Anda mengenal Unilever? Kalau Anda sering berbelanja sampho, pernahkah Anda melihat logo berbentuk huruf U besar yang dirajut dari berbagai macam tanaman. Bentuknya mirip ukiran. Nah, penasaran kan?

Kalau begitu cobalah Anda menengok sampo Lifebuoy, atau yang paling mudah, merek Sunsilk. Jika kebetulan Anda tidak memakai sampo tersebut, lihatlah kemasan sabun Lux. Anda akan menemukan logo tersebut terhampar di satu sisi bungkusnya.

Arti Huruf U

Penasaran apa sih Arti lambang tersebut? Mudah saja, itu adalah logo sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang kosmetik terbesar di Indonesia, bahkan di penjuru dunia. Nama perusahaan tersebut adalah Unilever.

Huruf U mewakili huruf awal Unilever. Orang yang melihat pun akan segera memahaminya, termasuk Anda pastinya. Namun, tahukah Anda bahwa perusahaan dengan simbol huruf U itu awalnya bukan bernama Unilever. Nah, untuk tahu jelasnya, kita intip kilasan awal mula terbentuknya Unilever.

Awal Mula Unilever

Kakak beradik William Herkets dan James Lever adalah dua bersaudara yang mula-mula terinspirasi untuk membuat sabun bagi kebersihan. Awalnya, kakak beradik yang berasal dari keluarga pedagang ini kemudian membeli sebuah pabrik sabun yang berukuran kecil pada 1885 di Warington Inggris.

Mereka berdua lalu menambahkan Gliserin dan minyak tanaman untuk menciptakan produk baru yang kiranya bisa memikat para konsumen dan juga mengajarkan konsumen untuk hidup bersih. Mereka juga berharap produknya dapat membantu kaum wanita dan berkonstribusi terhadap penampilan diri.

Usaha mereka ternyata berkembang dimulai dari penciptaan sabun Sunlight, lalu mereka membangun pabrik besar di Bromborough Pool, Semenanjung Wirall. Pabrik itu diberi nama Port Sunlight. Dari sini lahirlah produk yang kemudian mendunia macam Lifebuoy, Lux, Vim.

Ketika terjadi perang dunia pertama, Lever bersaudara mengembangkan usaha pada produksi mentega. Hal tersebut mereka lakukan karena melimpahnya pasokan kelapa sawit dari Kongo dan Kepulauan Salomon.

Pada 1922 perusahaan yang sudah go public tersebut mengakuisisi Walls, sebuah perusahan es krim terbesar di Inggris, sehingga Walls pun masuk dalam jajaran produk perusahaan tersebut.

Unilever Itu Ternyata...

Tahun 1925 terjadi duka besar di tubuh perusahaan Port Sunlight. William Hesketh Lever tutup usia, tapi perusahan miliknya tetap berjalan. Persaingan dengan perusahaan mentega Belanda, Margarine Unie malah berakhir dengan kerjasama. Akhirnya, Port Sunlight mendapatkan nama baru, Unilever, itu terjadi pada 1930.

Kini, perusahaan Unilever menjadi perusahaan konglomerat dengan nilai pendapatan 50 Miliar, bukan dalam rupiah tentunya, namun dalam dollar. Produk Unilever pun semakin berkembang, tidak hanya bergerak pada bidang kebersihan, namun juga kecantikan dan makanan.

Jadi, jangan heran kalau produk Unilever sudah mendunia dan ada di setiap rumah-rumah hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Mungkin juga termasuk rumah Anda.


Unilever memiliki beberapa perusahaan lain di Indonesia:
  1. PT Anugrah Lever - didirikan pada tahun 2000 dan bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merek-merek lain
  2. PT Technopia Lever - didirikan pada tahun 2002 dan bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos
  3. PT Knorr Indonesia - diakuisisi pada 21 Januari 2004

PRODUK :
  1. Surf
  2. Rinso
  3. Buavita
  4. Sunsilk
  5. Taro
  6. Pepsodent
  7. Molto
  8. Lifebuoy
  9. Clear
  10. Close Up
  11. Citra
  12. Axe
  13. Royco
  14. Kecap Bango
  15. SariWangi
  16. Blue Band
  17. Wall's
  18. Sunlight
  19. Pond's
  20. Lux
  21. Rexona
  22. Pure It
  23. CIF
  24. Vaseline
  25. Dove
  26. Domestos Nomos
  27. Viso
  28. Wipol
  29. Vixal
  30. Lipton
  31. She
  32. Molto
  33. SASEBU™



Sumber: http://www.anneahira.com/mengenal-unilever.htm
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Unilever

Monday, March 18, 2013

WASPADA : SEMBARANGAN TANYA JAM PADA ORANG LAIN ? INILAH AKIBATNYA

Waspada: Jangan Sembarangan Nanya Jam pada Orang Lain..(Kisah nyata)

Seorang pemuda sedang dalam perjalanannya kembali ke Jakarta dengan kereta Senja Utama. Persis didepannya duduk seorang bapak. Setelah lama berdiam diri, sambil menguap si pemuda bertanya kepada bapak tersebut, "Jam berapa sekarang, Pak?"

Sebuah pertanyaan yang biasa kita tanyakan dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun kan ? Dan biasanya kita selalu dapat jawaban.

Namun kali ini sungguh diluar dugaan, si bapak diam saja. Mengira sang bapak agak kurang pendengarannya, pemuda tersebut mengulanginya sampai 3 kali.

Namun si bapak diam tidak bergeming sedikitpun. Karena kesal, pemuda tersebut langsung mencolek bapak tersebut dan berkata, Saya heran mengapa bapak tidak menjawab pertanyaan saya?? Apa sich susahnya?

Si bapak bilang, "Bukannya saya nggak mau menjawab, tapi nanti kalau saya jawab, kita pasti ngomong-ngomong lagi soal ini soal itu, sampai nanti kita jadi akrab".

Si pemuda melongo mendengar ceramah bapak tadi.

Terus dia tanya lagi, "Lalu apa salahnya kalau kita akrab?"

Si bapak bilang, "Nanti anak gadis dan istri saya akan menjemput saya di Gambir,kalau kita akrab, nanti kita akan turun sama-sama. Terus saya pasti mengenalkan mereka sama kamu."

Si pemuda tambah bingung dan penasaran. "Terus pak??" tanyanya lagi.

"Istri saya tuch orangnya baik sekali sama semua orang, nanti dia pasti nawarin kamu mampir ke rumah. Nanti kamu mandi di rumah saya, terus makan di rumah saya.

Nanti lama-lama kamu bisa akrab sama anak gadis saya dan kamu bisa jadi pacar anak saya. Lama-lama kamu bisa jadi menantu saya," katanya lagi.

Si pemuda yang tadi sudah bingung sekarang makin bingung. Lantas dia tanya, "Terus apa hubungannya sama pertanyaan saya yang pertama??"

Sambil berdiri bapak tersebut menjawab dengan lantang, "Masalahnya? ..., SAYA TIDAK MAU PUNYA MENANTU SEPERTI KAMU. JAM TANGAN AJA NGGAK PUNYA..!!!

BAHASA INDONESIA TERNYATA LEBIH GAMPANG...!

(Dari milis tetangga)
Indonesian language is indeed simpler and more powerful...!
Ternyata Bhs Indonesia lbh simple dan lebih powerful dibanding Bhs Inggris...

English: "Would you please care to elaborate on that statement?" 
Indonesian: "Maksud lo..?!"
English: "The meeting will start at 9:15 AM. Please be there 15 minutes beforehand."
Indonesian: "Rapatnya jam 9!"

English: "I definitely won't make it. You guys go and have fun without me."
Indonesian: "Ntar gue nyusul."

English: "Your statement is already known by everybody else".
Indonesian:" Basi lo..."

English: "I couldn't see the necessity of this conversation".
Indonesian: "Ga penting booo..."

English: "I couldn't think of any idea of where to go and what to do". I
ndonesian: " Mati gaya gue "

English: "I need to tell you something unfortunately still need to be confirmed on its validity".
Indonesian: "Eh..Tau ga sih lo....(Nggosip)..."

English: "I coudn't imagine what else could've happen".
Indonesia: "Buset dah !"

English: "The conclusion which is not accepted".
Indonesian: "Cape deh...!"

English: "Pardon me"
Indonesia: "Ha?..."

English: "I think you should not act in such an improper way".
Indonesian: "Pliiiss deh...".

English: " I think you should not exagerate the matter"
Indonesia: "Jangan lebay deh...!!"

hehehe....

All About WC Umum

Tulisan2 yang nge-Trend sering terdapat di WC UMUM. Jangan sirik dulu yaa., ini adalah beberapa contoh kreativitas anak bangsa : 


DILARANG BUANG APAPUN KE DALAM CLOSET 
Berarti buang kotoran pup juga ga boleh ya..? 


MANDI = Rp2000 KENCING = Rp500 
BAB(PAKE KENCING)= RP2000 
BAB(GA PAKE KENCING) = RP 1500 
ALL IN ONE = Rp3000 >- UDAH DISKON 
(Kalo ga salah ini di toilet terminal Tirtonadi)


KENCING - 1000 
BERAK (DIKIT BANYAK) - 2000 
BANYAK BANGET - 3000 
DIKIT BANGET - TAHAN DULU 
BOKER 5 KALI, GRATIS 1 KALI BOKER DI HARI YANG SAMA 

Ada juga tulisan yang kayaknya disponsori lembaga lingkungan hidup. Terpampang kertas hasil nge-print: 

HABIS BUANG AIR HARAP DISIRAM 
Dibawahnya ada tulisan pake pulpen. 
"GO GREEN, NOT YELLOW" 

Ada juga yang puitis 

AIR BERIAK TANDA TAK DALAM HABIS BERAK HARAP DISIRAM 
Tertulis rapi di tembok pakai cat 

BUANGLAH KOTORAN PADA TEMPATNYA 
Terus ada yang ngejawab pakai pulpen 
PANTAT GUA KAGAK MUAT DI KLOSET!!! 

Dibawahnya ada yang nambahin 
GOBLOK LOE INI KAN KLOSET JONGKOK!!! 

Ada yang iseng berkasar ria pakai spidol 
JANGAN BACA TULISAN INI (SELAIN MONYET) 

Relpy dibawahnya 

MAAF BABI, UDAH TELANJUR BACA 

Yang ikut baca, panas juga dan nambahin 

UDAH DONG, MONYET DAN BABI YANG AKUR YA... 


Yang lain 

YANG BERAK DAN KENCING GAK NYIRAM = ANJING 

Terus dibawahnya ada yang komen 

KALO GA BERAK GA KENCING IKUT NYIRAM GIMANA? 

Komen selanjutnya 

ANJING KURANG KERJAAN... 

Ada juga yang membingungkan seperti yang terpasang di toilet kantor. 

Kan ada 2 biji bersebelahan di pintu toilet sebelah tertulis 
TOILET RUSAK JANGAN DIPAKAI 

trus di pintu toilet sblahnya ada yg iseng nempel ditulis pke print2an 
JANGAN DIPAKAI NANTI RUSAK JUGA =D

Saturday, March 2, 2013

Baik & Jahat

Jika engkau berbuat baik kepada ku, maka aku berbuat baik kepadamu.
Tapi jika engkau berbuat jahat, maka biarlah.. Aku tak akan berbuat jahat kepadamu.
Sesungguhnya engkau hanya berbuat jahat kepada dirimu sendiri.
Dan Allah menyukai orang-orang yg sabar :)

Handil, 2 Maret 2013

Saturday, February 2, 2013

Tahan Dirimu

Tahan dirimu
Dari rasa keangkuhanmu
Hanya dirimu yg bisa
Tahan dirimu
Dari derai nestapa
Hanya dirimu pemupus lara
Tahan dirimu
Dari gerak gerik lidahmu
Yg mensungkurkanmu ke alam neraka
Tahan dirimu
Dari gemerlapnya dunia
Sesungguhnya itu membuatmu mencium aroma syurga
Tahan dirimu
Dari perkataan "ya" menjadi tidak
Tahan dirimu!
Tahan dirimu
Sesungguhnya hatimu tahu bahwa kualitas hidupmu akibat dari kualitas ketegasanmu

handil, 2 Februari 2013


: